Sabtu, 21 Juni 2014

Potensial Penguraian & Sel Galvani

Makalah Fisika dan Kimia 2C
 


Kelompok 6 :
  1. Anwar Affandi                        (11413191)
  2. Aprilia Putri Dewanty             (11413213)
  3. Dimas Mahesa Muharom                  (12413500)
  4. Muhamad Sahid FZ.                (15413776)
  5. Rizki Ramadhan                      (17413936)

TEKNIK ELEKTRO - 1IB03
UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun Ajaran 2013/2014

Potensial Penguraian
Potensial Penguraian adalah Tegangan luar terkecil yang harus yang harus dikenakan untuk menimbulkan elektrolisis secara kontinu.Pada sel Elektrolisis.Potensial yang digunakan harus mampu mengatasi potensial sel galvani yang dihasilkan dan harus pula mengatasi tahanan larutan terhadap aliran air.
Contoh Reaksi :

2H2O +2e-–> H2 + 2OH- potensial elektroda normal = -0,828 V
            Dalam contoh reaksi diatas terlihat bahwa Esel atau  potensial galvani dari H20 adalah -0,828,jika kita ingin elektrolisis berlangsung secara kontinu maka kita butuh potensial penguraian yang nilai potensial nya lebih besar dari potensial H2O

Elektrolisis adalah reaksi kimia yang dilakukan dengan cara mengaliri listrik pada reaksi tersebut,reaksi elektrolisis ini dipengaruhi oleh potensial reaski,salah satunya adalah potensial penguraian,potensial penguraian ini digunakan agar rekasi elektrolisis berlangsung secara kontinu,cara kerjanya sel ini yaitu  mengatasi potensial sel galvani yang timbul dari proses elektrolisis yang akan membuat reaksi tidak kontinu,agar reaksi ini berlangsung kontinu nilai potensial penguraian harus lebih besar dari potensial galvani,serta sel ini juga menghilangkan tahanan larutan agar air atau larutan didalam reaksi tersebut dapat mengalir dengan lancar secara kontinu.
Dimas Mahesa M,12413500,1IB03





Sel Galvani/Sel Volta
Sel Galvani adalah sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik dari reaksi redoks spontan yang terjadi dalam sel. Penemu sel ini ialah dari Italia Luigi Galvani dan Alessandro Volta.

Sel Galvani biasanya mengandung dua buah logam yang terhubung dengan jembatan garam, atau setengah sel yang dipisahkan dengan membran porous. Untuk lebih jelas, perhatikan gambar sel Galvani berikut ini:

Reaksi pada Sel Galvani
Reaksi kimia yang terjadi pada bejana sebelah kanan merupakan reaksi reduksi dari ion tembaga (bilangan oksidasi positif) menjadi logam tembaga. Hal ini menyebabkan massa elektroda tembaga bertambah. Kekurangan muatan positif terhadap muatan negatif akibat reduksi tembaga segera disetimbangkan oleh muatan positif jembatan garam. Dengan demikian elektrolit tetap netral. Sebaliknya elektrolit dalam bejana kiri akan terjadi penambahan kation sebagai akibat reaksi oksidasi logam zink. Hal ini dapat diketahui karena berkurangnya massa elektroda zink. Reaksi sel yang terjadi adalah :
Zn (s) + Cu2+ Zn2+ + Cu (s)



Jembatan Garam
Jembatan garam adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan reaksi reduksi dan oksidasi setengah sel dari sel volta. Jembatan garam berbentuk seperti huruf U terbalik yang diisi dengan larutan elektrolit KCl (dalam agar-agar) yang kedua ujungnya disumbat dengan kapas agar tidak terjadi aliran mekanis. Selain KCl, bisa juga digunakan elektrolit KNO3, NaCl dan K2SO4. Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang berada dalam bejana. Selain itu, jembatan garam juga berguna untuk menetralkan kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam kedua bejana selama reaksi elektrokimia berlangsung. Oleh karena itu syarat dari suatu zat yang digunakan untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh bereaksi dengan elektrolit yang digunakan dalam pengukuran potensial sel.
Elektroda Sel Galvani
·         Elektroda dalam sel Galvani terbalik dengan elektroda sel elektrolisis. Dalam sel Galvani,
·         Anoda adalah elektroda dimana terjadi reaksi oksidasi (kehilangan elektron). Anoda menarik anion.
·         Katoda adalah elektroda dimana terjadi reaksi reduksi (menerima elektron). Katoda menarik kation.
Perhitungan Potensial Standar
Potensial listrik standar dapat ditentukan dengan menggunakan tabel potensial standar sel. Langkah pertama adalah mengetahui logam apa yang bereaksi dalam sel. Kemudian mencari potensial elektroda standar (E0) dalam volt, dari masing-masing dua setengah reaksi.
Contoh perhitungan sel volta adalah sebagai berikut. Pada gambar di atas ada larutan ZnSO4 dan CuSO4 yang dihubungkan oleh jembatan garam. Elektroda yang digunakan adalah zink dan tembaga. Maka potensial standar yang dihasilkan adalah:
Cu2+ + 2 e- Cu E0 = +0,34 V
Zn2+ + 2 e- Zn E0 = -0,76 V
Potensial standar didapatkan dengan cara menghitung E yang lebih besar dikurangi E yang lebih kecil. Jadi,
E0 = +0,34 V − (−0,76 V) = 1,10 V


Kegunaan Sel Volta
Aplikasi terpenting dari sel Volta atau sel Galvani adalah baterai, Baterai merupakan sel elektrokimia yang dapat menghasilkan arus listrik reaksi kimia yang berlangsung spontan.
Berikut tipe-tipe sel Volta dan contohnya :
1)     Sel Volta primer
Sel kering Lechlanche merupakan contoh sel Volta primer. Sel kering atau baterai kering terdiri atas wadah yang terbuat dari seng dan bertindak sebagai anode serta batang karbon sebagai katode. Elektrolit sel ini adalah campuran MnO2, NH4Cl, sedikit air, dan kadang-kadang ditambahkan ZnCl2 dalam bentuk pasta.
Gambar 2.4 Penyusun sel kering

 Reaksi yang terjadi pada sel
Anode : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2 e–
Katode : 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) + 2 e– → Mn2O3(s) + 2 NH3(g) + H2O(l) +
Reaksi : Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq)→Mn2O3(s) + Zn2+(aq) + 2 NH3(g) + H2O(l)
Cara kerja sel kering:
a.       Elektrode Zn teroksidasi menjadi ion Zn2+
Zn → Zn2+ + 2 e–
b.      Elektron yang dilepaskan mengalir melalui kawat penghantar menuju elektrode karbon.
c.       Elektron-elektron pada elektrode karbon mereduksi MnO2 dan NH4menjadi Mn2O3 dan NH3.

Sel yang sering digunakan sebagai ganti sel kering Lechlanche adalah baterai alkalin. Baterai ini terdiri atas anode seng dan katode mangan dioksida serta elektrolit kalium hidroksida. Reaksi yang berlangsung, yaitu:
Anode : Zn(s) + 2 OH–(aq) → Zn(OH)2(s) + 2 e–
Katode : 2 MnO2(s) + 2 H2O(l) + 2 e– → 2 MnO(OH)(s) + 2 OH–(aq) +
Reaksi : 2 MnO2(s) + 2 H2O(l) + Zn(s) → 2 MnO(OH)(s) + Zn(OH)2(s)
Baterai alkalin ini dapat menghasilkan energi dua kali energi total Lechlanche dengan ukuran yang sama.
  
2)     Sel Volta sekunder
Sel aki (Accumulator) merupakan contoh sel Volta sekunder. Sel aki terdiri atas elektrode Pb (anode) dan PbO2 (katode). Keduanya dicelupkan dalam larutan H2SO4 30%.
Gambar 2.5 Sel aki (accumulator) merupakan contoh sel Volta sekunder

Cara kerja sel aki:
a.       Elektrode Pb teroksidasi menjadi Pb2+
Pb(s) → Pb2+(aq) + 2 e–
Pb2+ yang terbentuk berikatan dengan SO42– dari larutan.
Pb2+(aq) + SO42–(aq) → PbSO4(s)
b.      Elektron yang dibebaskan mengalir melalui kawat penghantar menuju elektrode PbO2.
c.       Pada elektrode PbO2 elektron-elektron dari anode Pb akan mereduksi PbO2 menjadi Pb2+yang kemudian berikatan dengan SO42– dari larutan.
PbO2(s) + 4 H+(aq) + 2 e– → Pb2+(aq) + 2 H2O(l)
Pb2+(aq) + SO42–(aq) → PbSO4(s)

Reaksi yang terjadi pada sel aki dapat ditulis sebagai berikut.
Anode : Pb(s) + SO42–(aq) → PbSO4(s) + 2 e–
Katode: PbO2(s) + H2SO4(aq) + 2 H+ + 2 e– → PbSO4(s) + 2 H2O(l)  +
Reaksi : Pb(s) + PbO2(s) + 2 H2SO4 → 2 PbSO4(s) + 2 H2O
Pada reaksi pemakaian sel aki, molekul-molekul H2SO4 diubah menjadi PbSO4 dan H2O sehingga konsentrasi H2SO4 dalam larutan semakin berkurang. Oleh karena itu, daya listrik dari aki terus berkurang dan perlu diisi kembali.

3)     Sel bahan bakar
Sel hidrogen-oksigen termasuk jenis sel bahan bakar yang terus-menerus dapat berfungsi selama bahan-bahan secara tetap dialirkan ke dalamnya. Sel ini digunakan pada pesawat ruang angkasa. Sel hidrogen-oksigen terdiri atas anode dari lempeng nikel berpori yang dialiri gas hidrogen dan katode dari lempeng nikel oksida berpori yang dialiri gas oksigen. Elektrolitnya adalah larutan KOH pekat.
Gambar 2.6 Sel hidrogen-oksigen termasuk jenis sel bahan bakar.

Cara kerja sel ini adalah :
a.       Gas hidrogen yang dialirkan pada pelat nikel berpori teroksidasi membentuk H2O.
2 H2 + 4 OH– → 4 H2O + 4 e–
b.      Elektron yang dibebaskan bergerak melalui kawat penghantar menuju elektrode nikel oksida.
c.       Pada elektrode nikel oksida elektron mereduksi O2 menjadi OH.
O2 + 2 H2O + 4 e– → 4 OH–
Reaksi yang terjadi pada sel ini sebagai berikut :
Anode : 2 H2(g) + 4 OH–(aq) → 4 H2O(l) + 4 e–
Katode : O2(g) + 2 H2O(l) + 4 e– → 4 OH–(aq)  +
Reaksi : 2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l)

Biasanya pada sel ini digunakan platina atau senyawa paladium sebagai katalis.
Sel Galvani/ Sel Volta

            Sel Galvani atau Sel Volta ditemukan oleh seorang fisikawan Italia, Alessandro Volta dan Luigi Galvani. Sel Galvani adalah sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik dari reaksi redoks spontan yang terjadi dalam sel.
Percobaan Sel Galvani atau Volta

Pada Percobaan diatas terdapat reaksi redoks sebagai berikut :
Reaksi oksidasi (anode) : Zn(S)  → Zn2+(aq)  +2e-
Reaksi reduksi (katode) : Cu2+(aq) + 2e- → Cu(S)
Reaksi sel : Zn(S) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(S)
 Zn(S) Cu2+(aq) Zn2+(aq) Cu(S)
            Reaksi oksidasi di ruas kiri (anode) dan reaksi reduksi di ruas kanan (katode), keduanya dipisahkan oleh jembatan garam (tanda ). Jembatan garam ini berfungsi menyeimbangkan muatan pada setiap larutan.
Perhitungan Potensial Sel
Potensial listrik standar dapat ditentukan dengan menggunakan tabel potensial standar sel.
Contoh :
1. Diketahui:
Fe2+ + 2 eFe E° = –0,44 V
A13+ + 3 e
Al E° = –1,66 V 

Tentukan E°sel dari elektrode A1 dan Fe!
E° lebih positif/lebih besar (E°(+))= E°Fe
E° lebih negatif/lebih kecil (E°(–) )= E°Al
 E sel= E° (+) – E° (–)
= E°Fe – E°Al
= (–0,44) – (–1,66)
= + 1,22 V
2. Diketahui :
Cu2+ + 2 e Cu E° = – 0,34 V 
Ag+ + e Ag E° = + 0,80V
Tentukan Eo sel
dari kedua elektrode!
Jawab:
E°Cu lebih negatif dari E°Ag
, maka Cu mengalami oksidasi dan bertindak sebagai anode
Katode : Ag+ + e
Ag E° = + 0,80 V
Anode : Cu
Cu2+ + 2 e E° = – 0,34 V
_____________________________+
2 Ag+ + Cu
2 Ag + Cu 2+ E°sel= + 0,46 V 
Anwar Affandi,11413191,1IB03



Penerapan sel volta pada kehidupan sehari-hari

1.      Penerapan Sel Volta pada aki
Aki atau accumulator merupakan sel volta yang tersusun atas elektroda Pb dan PbO, dalam larutan asam sulfat yang berfungsi sebagai elektrolit. Pada aki, sel disusun dalam beberapa pasang dan setiap pasang menghasilkan 2 Volt.
Aki umumnya kita temui memiliki potensial sebesar 6 Volt (kecil) sebagai sumber arus sepeda motor dan 12 V (besar) untuk mobil. Aki merupakan sel yang dapat diisi kembali, sehingga aki dapat dipergunakan secara terus menerus. Sehingga ada dua mekanisme reaksi yang terjadi. Reaksi penggunaan aki merupakan sel volta, dan reaksi pengisian menggunakan arus listrik dari luar seperti peristiwa elektrolisa. Mekanisme reaksi ditampilkan pada Bagan reaksi.

Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan . Anodenya terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat dari logam timbal yang dilapisi PbO2.

Reaksi penggunaan aki :
Anode : Pb + SO4 2- → PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e → PbSO4 + 2H2O
Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ " 2PbSO4 + 2H2O


2.      Penerapan Sel Volta Pada Baterai
Baterai atau sel kering merupakan salah satu sel volta, yaitu sel yang menghasilkan arus listrik, berbeda dengan aki, batere tidak dapat diisi kembali.
Sehingga batere juga disebut dengan sel primer dan aki dikenal dengan sel sekunder.
Batere disusun oleh Seng sebagai anoda, dan grafit dalam elektrolit MnO2, NH4Cl dan air bertindak sebagai katoda. Reaksi yang terjadi pada sel kering adalah:
Sel bahan bakar merupakan bagian dari sel volta yang mirip dengan aki atau batere, dimana bahan bakarnya diisi secara terus menerus, sehingga dapat dipergunakan secara terus menerus juga.
Bahan baku dari sel bahan bakar adalah gas hidrogen dan oksigen, sel ini digunakan dalam pesawat ruang angkasa, reaksi yang terjadi pada sel bahan bakar adalah :

3.      Baterai Nikel-Kadmium
Baterai Nikel-Kadmium merupakan baterai kering yang dapat di isi ulang. Reaksi sel yang terjadi sebagai berikut:
Anode             :           Cd + 2OH- Cd(OH)2 + 2e
Katode            :           NiO2 + 2H2 O + 2e Ni(OH)2 + Ni(OH)2 + Cd + NiO2 + 2H2O Cd(OH)2 + Ni(OH)2
Hasil-hasil reaksi pada baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang melekat pada kedua elektrodenya. Pengisian dilakukan dengan membalik arah aliran electron pada kedua electrode.

4.      Baterai Perak Oksida
Susunan baterai perak oksida yaitu Zn (sebagai anode), Ag2O (sebagai katode), dan pasta KOH sebagai elektrolit.reaksinya sebagai berikut:
Anode             :           Zn + 2OH- Zn(OH)2 + 2e
Katode            :           Ag2O + H2O + 2e 2Ag + 2OH-
Reaksi Sel       :           Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) " Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Baterai perak oksida memiliki potensial sel sebesar 1,5 volt dan bertahan dalam waktu yang lama.Kegunaan baterai jenis ini adalah untuk arloji,kalkulator dan berbagai jenis peralatan elektrolit lainnya.

5.      Sel Bahan Bakar
Sel bahan bakar merupakan selyang menggunakan bahan bakar campuran hydrogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Bahan bakar (pereaksi) dialirkan terus menerus. Gas oksigen dialirkan ke katode melalui suatu bahan berpori yang mengkatalis reaksi dan gas hydrogen dialirkan ke anode.
Anode             :           2H2 + 4OH- 4H2O + 4e
Katode            :           O2 + 2H2O + 4e 4OH- + 2H2 + O2 2H2O
Sel seperti ini biasa di gunakan untuk sumber listrik pada pesawat luar angkasa.

6.      Proses dalam penyepuhan
Elektroplating atau penyepuhan merupakan proses pelapisan permukaan logam dengan logam lain. Misalnya tembaga dilapisi dengan emas dengan menggunakan elektrolit larutan emas (AuCl3).
Emas (anoda)            : Au(s) → Au3+(aq) + 3e (oksidasi)
Tembaga (katoda)    : Au3+(aq) + 3e → Au(s) (reduksi)
Dari persamaan reaksi tampak pada permukaan tembaga akan terjadi reaksi reduksi Au3+(aq) + 3e → Au(s). Dengan kata lain emas Au terbentuk pada permukaan tembaga dalam bentuk lapisan tipis. Ketebalan lapisan juga dapat diatur sesuai dangan lama proses reduksi. Semakin lama maka lapisan yang terbentuk semakin tebal.

7.      Proses Sintesa
Sintesa atau pembuatan senyawa basa, cara elektrolisa merupakan teknik yang handal. Misalnya pada pembuatan logam dari garam yaitu K, Na dan Ba dari senyawa KOH, NaOH, Ba(OH)2, hasil samping dari proses ini adalah terbentuknya serta pada pembuatan gas H2, O2, dan Cl2. Seperti reaksi yang telah kita bahas. Dalam skala industri, pembuatan Cl2 dan NaOH dilakukan dengan elektrolisis larutan NaCl dengan reaksi sebagai berikut:
8.      Proses pemurnian logam
Proses pemurnian logam juga mengandalkan proses elektrolisa. Proses pemurnian tembaga merupakan contoh yang menarik dan mudah dilaksanakan. Pemurnian ini menggunakan elektrolit yaitu CuSO4. Pada proses ini tembaga yang kotor dipergunakan sebagai anoda, dimana zat tersebut akan mengalami oksidasi, Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Reaksi oksidasi ini akan melarutkan tembaga menjadi Cu2+. Dilain pihak pada katoda terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi tembaga murni. Mula-mula Cu2+berasal dari CuSO4, dan secara terus menerus digantikan oleh Cu2+ yang berasal dari pelarutan tembaga kotor. Proses reaksi redoks dalam elektrolisis larutan CuSO4 adalah :

CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42Ͳ(aq)
Katoda            :           Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Anoda             :           Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Pengotor tembaga umumnya terdiri dari perak, emas, dan platina. Oleh karena E0 unsur Ag, Pt dan Au > dari E0 Cu, maka ketiga logam tidak larut dan tetap berada di anoda biasanya berupa lumpur. Demikian juga jika pengotor berupa Fe atau Zn, unsur ini dapat larut namun cukup sulit tereduksi dibandingkan Cu, sehingga tidak mengganggu proses reduksi Cu.
  


Sel volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Sel volta ini ditemukan oleh dua orang ahli berkebangsaan Italia. Mereka berdua adalah Alessandro Giuseppe Volta (1745-1827) dan Lugini Galvani (1737-1798).
 Ciri khas dari sel volta adalah menggunakan jembatan garam. Jembatan garam berupa pipa U yang diisi agar-agar yang mengandung garam kalium klorida. Sel volta terdiri dari anoda yang bermuatan negatif dan katoda yang bermuatan positif. Pada anoda terjadi proses oksidasi, oksidasi adalah pelepasan elektron. Sedangkan pada katodanya terjadi proses reduksi, reduksi adalah penangkapan elektron.
Sel volta banyak sekali digunakan pada kehidupan sehari-hari. Sel volta yang biasa digunakan pada kehidupan manusia seperti jenis-jenis baterai dan aki (accu). Baterai dan aki sangatlah berbeda, perbedaan ini dapat dilihat dari setelah pemakaian kedua benda tersebut. Baterai apabila sudah terpakai tidak dapat digunakan lagi karena sudah tidak ada lagi arus listrik pada baterai tersebut. Sedangkan, aki apabila arus listriknya sudah habis dapat diisi lagi dengan mengalirkan arus listrik.
 Sel volta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Sel Volta Primer, Sel Volta Sekunder, Sel Bahan Bakar. Ketiga bagian tersebut juga memiliki contoh masing-masing lagi. Oleh karena itu marilah kita lihat pembahasan mengenai macam-macam dari sel volta berikut ini.  

*      SEL VOLTA PRIMER
a.       Sel Kering Seng – Karbon
Sel kering juga dapat disebut sel Lenchanche atau baterai. Baterai kering ini mendapatkan hak paten penemuan di tahun 1866. Sel Lanchache ini terdiri atas suatu silinder zink berisi pasta dari campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), karbon (C), dan sedikit air. Dengan adanya air jadi baterai kering ini tidak 100% kering.
Sel ini biasanya digunakan sebagai sumber tenaga atau energi pada lampu, senter, radio, jam dinding, dan masih banyak lagi. Penggunaan logam seng adalah sebagai anoda sedangkan katoda digunakan elektrode inert, yaitu grafit, yang dicelupkan ditengah-tengah pasta. Pasta ini bertujuan sebagai oksidator. Seng tersebut akan dioksidasi sesuai dengan persamaan reaksi di bawah ini:
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-  (anoda)
Sedangkan katoda terdiri atas campuran dari MnO2 dan NH4Cl. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:
2MnO2(s) + 2NH4+(aq) 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)  (katoda)

Katoda akan menghasilkan ammonia, ammonia ini akan bereaksi dengan Zn2+ yang dihasilkan di anode. Reaksi tersebut akan membentuk ion yang kompleks [Zn(NH3)4]2+. Sel kering ini tidak dapat digunakan berulang kali dan memiliki daya tahan yang tidak lama. Dan harganya di pasaran sangatlah murah.

b.      Baterai Merkuri
Baterai merkuri ini merupakan satu dari baterai kecil yang dikembangkan untuk usaha perdagangan atau komersial. Anoda seng dan katoda merkuri (II) oksida (HgO) adalah penyusun dari baterai merkuri ini yang dihubungkan dengan larutan elektrolit kalium hidroksida (KOH). Sel ini mempunyai beda potensial ± 1,4V. Reaksi yang terjadi pada baterai ini adalah:
Zn(s) + 2OH-(aq) → ZnO(s) + H2O + 2e-  (anoda)
HgO(s) + H2O + 2e- → Hg(l) + 2OH-(aq)  (katoda)
Reaksi dari keseluruhan atau disebut reaksi bersih adalah:
Zn(s) + HgO(s) → ZnO(s) + Hg(l) 

c.       Baterai Perak Oksida
Baterai perak oksida tergolong tipis dan harganya yang relatif lebih mahal dari baterai-baterai yang lainnya. Baterai ini sangat populer digunakan pada jam, kamera, dan kalkulator elektronik. Perak oksida (Ag2O) sebagai katoda dan seng sebagai anodanya. Reaksi elektrodenya terjadi dalam elektrolit yang bersifat basa dan mempunyai beda potensial sama seperti pada baterai alkaline sebesar 1,5V. Reaksi yang terjadi adalah:
Zn(s) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2(s) + 2e-  (anoda)
Ag2O(s) + H2O + 2e- → 2Ag(s) + 2OH-(aq)  (katoda)

d.      Baterai Litium
Terdiri atas litium sebagai anoda dan MnO2 sebagai oksidator (seperti pada baterai alkaline). Baterai Litium ini dapat menghasilkan arus listrik yang lebih besar dan daya tahannya lebih lama dibandingkan baterai kering yang berukuran sama. Berikut notasi dari baterai Litium:
Li│Li+ (pelarut non-air)│KOH (pasta)│MnO2, Mn(OH)3, C






*      SEL VOLTA SEKUNDER
a.        Timbal
Aki merupakan jenis baterai yang dapat digunakan untuk kendaran bermotor atau automobil. Aki timbal mempunyai tegangan 6V atau 12V, tergantung jumlah sel yang digunakan dalam konstruksi aki timbal tersebut. Aki timbal ini terdiri atas katoda PbO2 (timbel(IV) oksida) dan anodanya Pb (timbel=timah hitam). Kedua zat sel ini merupakan zat padat, yang dicelupkan kedalam larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi dalam aki adalah:
Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e-  (anoda)
PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e- → PbSO4(s) + 2H2O  (katoda)
            Aki ini dapat diisi ulang dengan mengalirkan lagi arus listrik ke dalamnya. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anoda (Pb) mengirim elektron ke katoda (PbO2). Sementara itu pada pengisian aki, elektrode timbal dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus sehingga Pb2SO4  yang terdapat pada elektrode timbal itu direduksi. Berikut reaksi pengisian aki:
PbSO4(s) + H+(aq) +2e- → Pb(s) + HSO4-(aq)  (elektrode Pb sebagai katoda)
PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3H+(aq) + 2e-   (elektrode PbO2 sebagai anoda).

b.      Baterai Nikel Kadmium
Baterai nikel-kadmium merupakan baterai kering yang dapat diisi ulang. Sel ini biasanya disebut nicad atau bateray nickel-cadmium. Reaksi yang terjadi pada baterai nikel-kadmium adalah:
 Cd(s) + 2OH-(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e-  (anoda)
NiO2(s) + 2H2O + 2e- → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)  (katoda)
Reaksi keseluruhan adalah:
Cd(s) + NiO(aq) + 2H2O(l) → Cd(OH)2(s) + Ni(OH)2(s)
Baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang melekat pada kedua elektrodenya. Baterai nikel-kadmium memiliki tegangan sekitar 1,4V. Dengan membalik arah aliran elektron, zat-zat tersebut dapat diubah kembali seperti zat semula.


c.       Sel Perak Seng
Sel ini mempunyai kuat arus (I) yang besar dan banyak digunakan pada kendaran-kendaraan balap. Sel perak seng dibuat lebih ringan dibandingkan dengan sel timbal seng. KOH adalah elektrolit yang digunakan dan elektrodenya berupa logam Zn (seng) dan Ag (perak).

d.      Sel Natrium Belerang
Sel natrium belerang ini dapat menghasilkan energi listrik yang lebih besar dari sel perak seng. Elektrodenya adalah Na (natrium) dan S (sulfur).       

e.       Sel Bahan Bakar
Sel bahan bakar adalah sel yang menggunakan bahan bakar seperti campuran hidrogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Sel bahan bakar ini biasanya digunakan untuk sumber energi listrik pesawat ulang-alik, pesawat Challenger dan Columbia. Yang berperan sebagai katode adalah gas oksigen dan anodanya gas hidrogen. Masing-masing elektrode dimasukkan kedalam elektrode karbon yang berpori-pori dan masing-masingnya elelktrode digunakan katalis dari serbuk platina.
Katoda: menghasilkan ion OH-
O2(g) + 2H2O(l) + 4e- → 4OH-(aq)
Anoda: dari katode bereaksi dengan gas H2
H2(g) + 2OH-(aq) → 2H2O(l) + 2e-
Reaksi selnya adalah: O2(g) + 2H2(g) → 2H2O(l)

Aprilia Puri Dewanty,11413213,1IB03








Daftar Pustaka


file:///D:/Tugas/Kimia/SEL%20VOLTA%20%28SEL%20GALVANI%29%20%20%20PEMBELAJARAN%20KIMIA.htm